Bahasa Melayu Pasai (Aceh), Asal Mula Lahirnya Bahasa Nasional Indonesia
Oleh T.A. Sakti Pemerhati Sejarah dan Budaya Aceh
Foto : Peta Kerajaan Aceh Di Masa Sultan Iskandar Muda 1608-1637 M
- Fakta sejarah yang ingin penulis selipkan adalah sumbangan jasa,
bahkan pelimpahan, pemberian secara menyeluruh dari para
ulama-pujangga-sastrawan Aceh-sejak Kerajaan Samudera Pasai Sampai
Kerajaan Aceh Darussalam- dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Melayu
Jawi atau Melayu Pasai, sehingga bahasa Indonesia dapat berkembang
seperti sekarang. Dengan sumbangan-sumbangan pelimpahan jasa para
ulama-sastrawan Aceh, serta setelah bangkitnya pergerakan rakyat
Indonesia, pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan insaf diangkat sebagai
bahasa persatuan Indonesia. Memang, jasa Aceh amat sahih!
Bahasa Melayu merupakan akar utama dari bahasa Indonesia. Sepanjang
sejarah perkembangannya, bahasa Melayu terus-menerus diperkaya sehingga
ia semakin mantap berperan di seluruh wilayah Nusantara. Bahasa Melayu
masih dapat dilacak jejaknya mulai abad ke-7, masa Kerajaan Sriwijaya,
yaitu berupa prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Melayu Kuno,
seperti prasasti Kedukan Bukit (Tahun 683 M), Talang Tuo (Tahun 684),
dan lain-lain. Seiring dengan timbul-tenggelamnya kerajaan-kerajaan di
Asia Tenggara dan datangnya penjajahan asing, bahasa Melayu pun mendapat
predikat yang berbeda-beda dalam perkembangannya; seperti bahasa Melayu
Pasai, bahasa Melayu Melaka, bahasa Melayu Johor, bahasa Melayu Riau,
bahasa Melayu Balai Pustaka, dan bahasa Nasional Indonesia.
Berkaitan dengan hal ini, dalam bukunya yang berjudul Kesusasteraan
Melayu Klasik Sepanjang Abad, Dr. Teuku Iskandar menjelaskan sebagai
berikut: “Jika sebuah pusat kerajaan menjadi penting dari sudut politik
dan ekonomi, kaum cerdik pandai dan pujangga-pujangga, baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri, akan bertumpu ke tempat itu. Dengan
jalan demikian lahirlah sebuah pusat kebudayaan dan pusat kesusasteraan.
Munculnya pusat politik dan pusat ekonomi baru akan melemahkan pusat
kekuasaan lama dan pusat kebudayaan berpindah dari sini ke pusat yang
baru. Tiap pusat kebudayaan yang baru itu akan memberi nafas baru pada
kesusasteraan Melayu yang telah ada dan dengan jalan demikian
mencetuskan genre atau genre-genre baru dalam kesusasteraan Melayu.
Sesuatu genre kesusasteraan yang lahir di sebuah pusat kebudayaan akan
tersebar ke sekitarnya dan dilanjutkan di sana. Kadang-kadang pula genre
baru ini dilanjutkan terus di tempat-tempat yang terpencil, walaupun di
pusat kebudayaan lain telah lahir genre kesusasteraan yang lebih baru
lagi.”
Bahasa Melayu Pasai berkembang pada masa Kerajaan
Samudera Pasai (1250-1524 M). Kerajaan ini amat berperan dalam
penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah di Asia Tenggara, seperti ke
Melaka dan Jawa. Bersamaan berkembangnya agama Islam itu tersebar pula
bahasa Melayu Pasai di wilayah tersebut melalui kitab-kitab pelajaran
agama Islam yang menggunakan bahasa Melayu Pasai sebagai pengantarnya.
Kerajaan Samudera Pasai berhubungan akrab dengan Kerajaan Melaka.
Perkawinan antara Sultan Melaka Iskandar Syah dengan putri Sultan Zainal
Abidin dari Samudera Pasai semakin mempererat hubungan kedua negara
itu. Sultan Samudera juga telah mengutus dua orang ulama ke pulau Jawa
untuk mengembangkan agama Islam. Berkat dakwah Islam yang dilakukan oleh
Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak, agama Islam berkembang di
Gresik, dan seterusnya menyebar ke seluruh pulau Jawa.
Bahasa Melayu Pasai Menuju Bahasa Nasional Indonesia
Perkembangan bahasa Melayu Jawi sejak Kerajaan Samudera Pasai sampai
saat berdirinya Republik Indonesia tentu telah melewati waktu yang
berabad-abad lamanya. Prof. Dr. Teuku Iskandar mengatakan bahwa
“Kesusasteraan Melayu yang dimulai di Kerajaan Pasai dan dilanjutkan di
Kerajaan Aceh berkembang selama lebih dari 650 tahun.”
Berdasarkan semua uraian yang telah dikemukakan kiranya definisi bahasa
Indonesia yang diketengahkan oleh sejarawan, ilmuan, dan budayawan Prof.
Dr. Teuku Ibrahim Alfian, M.A dari Universitas Gadjah Mada diberikan
sedikit catatan tambahan untuk meluruskan fakta sejarah Indonesia.
Dalam makalah yang berjudul “Proses Perkembangan Bahasa Jawi di
Samudera Pasai (Aceh Utara) Menjadi Bahasa Nasional Indonesia”, setelah
melakukan redefinisi bahasa Indonesia Sutan Takdir Alisyahbana, Teuku
Ibrahim Alfian memberi definisi bahasa Indonesia yaitu bahasa
perhubungan yang berabad-abad tumbuh perlahan-lahan di antara penduduk
Asia Tenggara, yang terjelma menjadi bahasa Jawi/Melayu dan telah
diangkat oleh agama Islam sebagai bahasa ilmu dan kebudayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar